Medan, 1 September 2025 – Forum Aktivis ’98 dari berbagai daerah di Indonesia menyampaikan pernyataan sikap terkait meningkatnya eskalasi kerusuhan dan kekerasan di sejumlah wilayah dalam beberapa waktu terakhir. Menurut Forum Aktivis ’98, peristiwa tersebut muncul akibat kebijakan dan tindakan sejumlah pejabat pemerintah serta anggota DPR yang dinilai tidak berpihak pada rakyat.
Dalam pernyataannya, Forum Aktivis ’98 menyampaikan rasa duka yang mendalam kepada masyarakat yang menjadi korban, termasuk mereka yang kehilangan nyawa saat memperjuangkan keadilan. Mereka juga memberikan apresiasi kepada gerakan rakyat dan mahasiswa yang dianggap konsisten memberikan koreksi konstruktif terhadap jalannya kehidupan berbangsa dan bernegara.
Forum Aktivis ’98 menekankan lima poin penting dalam sikapnya:
- Empati kepada korban kerusuhan dan penghormatan terhadap perjuangan rakyat serta mahasiswa.
- Himbauan kepada pemerintah di semua lini (eksekutif, legislatif, yudikatif) untuk mendengarkan aspirasi masyarakat, melakukan koreksi kebijakan yang tidak adil, serta menegakkan hukum secara konsisten, khususnya terhadap pelaku korupsi.
- Ajakan kepada masyarakat untuk tetap menjaga aksi demonstrasi dalam koridor konstitusional, serta menolak provokasi yang berpotensi melanggar hukum.
- Seruan kepada aparat keamanan (Polri) agar profesional dalam bertugas dan tidak melakukan tindakan represif yang berpotensi membatasi kebebasan sipil.
- Dukungan kepada Presiden Prabowo Subianto atas langkah cepat merespons keresahan publik, di antaranya dengan meminta DPR RI mencabut kebijakan kontroversial terkait tunjangan, menetapkan moratorium kunjungan luar negeri, hingga membuka ruang dialog bersama mahasiswa, masyarakat sipil, dan berbagai kelompok lainnya.
Forum Aktivis ’98 menegaskan komitmen untuk berjalan seiring dengan visi Presiden dalam menegakkan hukum dan menghadirkan negara yang melindungi rakyat. Mereka juga mengajak seluruh elemen bangsa untuk tetap bersatu menuju Indonesia Emas.
Pernyataan ini ditandatangani oleh sejumlah tokoh, di antaranya Ikhyar Velayati (UINSU Medan), Dr. Dedi Handoko (UI Jakarta), Jhon Tobing (UGM), Revitriyoso Husodo (UGM), Putra Budi Ansori (Universitas Bandar Lampung), Trio Marpaung (UWKS Surabaya), Yuli Lazuardi Rais (UNSYAH Aceh), serta puluhan aktivis dan tokoh nasional lainnya.
